Mengelola banyak komputer di suatu jaringan bisa menjadi pekerjaan yang ribet dan memakan waktu. Anda sudah belajar soal subnetting, kan? Bayangkan saja, setiap komputer harus kita konfigurasi sedemikian rupa, mulai dari IP address, subnet mask, dan lain sebagainya agar bisa saling berkomunikasi.
Ketahuilah bahwa setiap komputer di jaringan dapat memiliki static IP address (IP address akan selalu sama dari waktu ke waktu) atau dynamic IP address (IP address dapat berubah sewaktu-waktu).
Apa Itu DHCP Server
Jika kita hanya punya beberapa komputer, mungkin tak masalah untuk menetapkan static IP address satu per satu ke masing-masing komputer. Namun, bagaimana jika ada ratusan komputer? Kita harus melakukan hal yang sama ratusan kali. Ah! Pastinya akan sangat membosankan. Nah, di sinilah DHCP atau Dynamic Host Configuration Protocol berperan bila Anda ingin menerapkan dynamic IP address secara otomatis.
DHCP adalah protokol application layer yang bertugas untuk mengotomatiskan proses konfigurasi host (perangkat) di suatu jaringan. Dengan DHCP, host dapat meminta IP address ke DHCP server saat terhubung ke jaringan dan kemudian menerima semua konfigurasi jaringan yang diperlukan.
Mungkin ada pertanyaan di benak Anda, “Mana yang perlu kita pilih, static atau dynamic IP address?” Untuk server atau peralatan jaringan seperti router, static IP address diperlukan agar host mengetahui IP mereka setiap saat sehingga bisa berkomunikasi tanpa gangguan.
Contoh lain, apabila sebuah server mengalami kendala atau butuh pemeliharaan rutin, seorang administrator jaringan perlu terhubung ke server tersebut melalui IP address-nya. Jika server tidak menggunakan static IP address, tentunya akan sulit untuk tersambung karena IP address server akan selalu berubah-ubah.
Konfigurasi DHCP Server
Akan tetapi, untuk kasus perangkat client (seperti komputer desktop, laptop, atau ponsel), yang paling penting bagi mereka adalah memiliki IP di jaringan yang tepat, tak peduli berapa IP address-nya. Jadi, akan lebih tepat bagi client untuk menggunakan dynamic IP address. Nah, dengan menggunakan DHCP, Anda dapat mengonfigurasi rentang IP address yang diperlukan untuk perangkat client tersebut. Ini memastikan bahwa setiap perangkat client dapat memperoleh IP address saat mereka membutuhkannya.
Ada beberapa metode bagaimana DHCP beroperasi, di antaranya adalah dynamic allocation, automatic allocation, dan fixed allocation. Mari kita arungi satu per satu.
Dynamic allocation
Metode yang satu ini adalah yang paling umum dan bekerja seperti pada gambar di atas. Jadi, rentang IP address akan ditetapkan untuk perangkat client. Nantinya, salah satu IP address tersebut akan diberikan jika ada client yang memintanya. Dengan dynamic allocation, IP address untuk masing-masing komputer bisa berbeda-beda setiap kali terhubung ke jaringan.
Automatic allocation
Metode ini mirip dengan dynamic allocation, yakni rentang IP address ditetapkan untuk nantinya diberikan ke client.
Perbedaan utamanya, dalam metode automatic allocation DHCP server diminta untuk melacak IP address mana yang ditetapkan untuk perangkat client tertentu di masa lalu. Dengan menggunakan informasi tersebut, DHCP server akan menetapkan IP address yang sama ke client yang sama setiap kali diminta.
Fixed allocation
Jika ingin menggunakan metode fixed allocation, kita perlu membuat daftar MAC address setiap perangkat beserta IP address yang sesuai secara manual.
Saat client meminta IP address, DHCP server akan mencari MAC address si client di dalam tabel. Jika ketemu, DHCP server kemudian memberikan IP address yang cocok/sesuai.
Namun, apabila MAC address tidak ditemukan, DHCP server akan menggunakan metode dynamic atau automatic allocation. Bahkan, mungkin saja tidak memberikan IP address sama sekali. Dengan begitu, metode ini bisa digunakan untuk meningkatkan keamanan dengan memastikan bahwa hanya perangkat yang memiliki MAC address terdaftar saja yang akan memperoleh IP address dan berkomunikasi di jaringan.
Sekarang Anda sudah mengerti kan soal DHCP ? Perlu disebutkan bahwa DHCP juga dapat digunakan untuk mengonfigurasi banyak hal di luar apa yang telah kita bahas di sini, salah satunya adalah menetapkan NTP server. NTP merupakan singkatan dari Network Time Protocol yang dirancang untuk menyinkronkan jam komputer melalui jaringan.